Nancy's Story
Angin senja bertiup dari atas balkon rumah Nancy membawa kerinduan yang mendalam di hatinya. Rindu pada seorang sahabat yang bernama Adit yang sudah sangat lama berpisah dengannya. Biasanya di sore hari seperti ini mereka bersepeda ria menyusuri komplek perumahan mereka dan berhenti di sebuah bukit tak jauh dari rumah mereka. Di sebuah pohon yang rindang mereka biasa menyadarkan punggung mereka, merasakan hangatnya angin senja membawa kedamaian di hati. Nancy masih melamun di dalam kamarnya sambil mengelus – elus kalung yang di berikan Adit 3 tahun yang lalu dengan model yang sama sama dengan milik Adit .
“Nancy, buka pintunya.”tiba – tiba suara mama terdengar dari balik pintu kamarnya, membangunkan Nancy dari lamunannya
“Ada apa ma ?” Tanya Nancy setelah membukakan pintu untuk mamanya
“Ini ada surat buat kamu.”ujar mamanya sambil menyodorkan amplop berwarna hijau bermotifkan bunga – bunga yang sangat manis
“Dari siapa ma ?”Tanya Nancy sambil membuka surat yang di alamatkan untuknya
“Nggak tahu. Tiba – tiba saja ada di depan gerbang rumah kita.”jawab mamanya sambi
l mengangkat bahunya dan berlalu dari pandangan Nancy
“Hem, dari siapa ya ini ?”ujar Nancy sambil menutup pintu kamarnya
Nancy masih mengamati kertas yang di ambilnya dari dalam amplop hijau itu. Di bacanya pelan – pelan
Dear Nancy,
Aku tahu kau masih di dalam sangkarmu menikmati senja yang menutup hari ini
Kerinduan akan seseorang mungkin masih menggelayutimu
Aku tahu kadang kau terduduk di bawah pohon itu
Meneteskan air matamu
Berharap seseorang kan datang menemuimu
Aku ingin menghapus air matamu
Membawamu dalam pelukan hangatku
Tentu jika kau mengijinkanku
Salam hangat dariku,
BB
“BB ?siapa dia ?”ujar Nancy masih memandangi suratnya. Nancy masih mencari – cari siapa yang mengirim surat itu. Tidak ada tanda – tanda lain di surat itu. Hanya inisial ‘BB’. Tiba – tiba saja bunyi ringtone ‘ku menunggu’ miliknya Rossa terdengar dari handphone yang berada di sampingnya. Nancy langsung meraih HPnya dan menekan tombol answer.
“Hallo,?”
“Hallo, Nan. Lo ke rumahku dong.”suara Bella dari sebrang sana
“Ah, males gue.”
“Ah lo tega benget sih ngebiarin gue makan makanan segini banyaknya.”
“Hah ? makanan ?”Nancy langsung meloncat dari kasurnya bersemangat
“Ah, lo mah kalo denger ada makanan aja langsung semangat dah lo.”
“Hehehe, lo kayak nggak tahu gue aja.”
“Ya udah, cepetan lo ke sini. Di rumah gue lagi banyak makanan nih.”
“Emang di rumah lo lagi ada acara apaan ? tumben banyak makanan ?”
“Kurang ajar lo. Di rumah gue emang banyak makanan kali.”
“Iya, tapi setiap gue ke rumah lo makanan yang enak – enak lo umpetin kan ?”
“Hehehe, sory deh. Habis lo kalo makan nggak kira – kira. Masa snack gue lo habisin setoples. Dah gitu minta nambah lagi.”
“Terus, kalau lo tahu gitu, kenapa lo ngundang gue buat makan makanan di rumah lo ?”
“Soalnya di rumah gue itu lagi kayak surga makanan. Makan di sini bejibun banyaknya.”
“Ya udah, sepuluh menit lagi gue sampe di rumah lo ya.”
“Hem, giliran makanan lo cepet. Eh iya, sekalian ya lo bawa baju ganti. Ntar habis dari rumah gue, gue mau ajak lo jalan – jalan.”
“Tapi lo yang nraktir ya…”
“Iya, kan ini giliran gue.”
“Hahaha…oke deh. Gue mau siap – siap dulu.”Nancy dan Bella memang sudah bersepakat sejak satu bulan yang lalu kalau seminggu sekali mereka bakal mentraktir bergantian. Dan kali ini gilirannya Bella mentrakir Nancy.
Nancy dan Bella, dua sahabat yang tidak bisa di pisahkan. Di mana ada Nancy pasti di situ ada Bella. Mereka sudah berteman sejak bayi. Orangtua merekapun bersahabat waktu masih muda. Mereka juga sering melakukan hal – hal konyol tiap kali jalan bareng. Ada Nancy yang suka ngejailin Bella, Bella yang seringnya ketahuan kalau lagi mau ngejailin Nancy di karenakan pengetahuan Nancy dalam hal kejailan lebih luas. Hahaha…
Nancy adalah seorang gadis yang sangat aktif. Dia anak basket dan juga penyiar di sebuah radio. Penggemarnya banyak, yang di beri nama ‘Nancy’s lovers’. Bella sebagai sahabatnya, juga ikut andil dalam kesuksesan sahabatnya yang semata wayang itu.Bella juga anak basket sih, tapi dia nggak ikut jadi penyiar kayak Nancy, tapi dia yang jadi managernya Nancy. Segala urusan yang berhubungan dengan Nancy, Bella yang ngatur.
“Cepet banget lo nyampe.”ujar Bella membukakan pintu rumahnya untuk sahabatnya
“Iya dong, gue.”jawab Nancy mengangkat alisnya
“Lo pake sepeda ?”
“Iya, motor gue di borgol sama papa gue di garasi.”
“Whatt ?? di borgol ??”
“Busset dah, kaget sih boleh. Tapi nggak usah pake nyemprot gue kali ?”ujar Nancy sewot sambil mengelap wajahnya yang basah
“Hehehe, maaf deh. Ya udah yuk. Lo masuk aja.”
“Lo kok tumben banyak makanan ?”
“Iya, abang gue baru pulang nih dari Medan.”
“Abang lo udah pulang ?”ujar Nancy sambil berkeliling menyapu pandangannya ke segala penjuru rumah Bella. Dia mendapati Roy, abangnya Bella lagi duduk manis di ruang keluarga. Nancy yang dulu sering bersekongkol dengan Roy untuk menjaili Bella langsung sumringah melihatnya. Apalagi melihat makanan yang tersebar di atas meja. Hem, nyam nyam nyammm…
“Roy, lo pulang kapan ?”
“Eh, Nancung. Baru tadi malem nih. Lo apa kabar ?”
“Ih, udah berapa kali gue bilang ? jangan manggil gue Nancung !”
“Hahaha, habis. Nama lo tuh lebih bagusan di panggil ‘Nancung’ tahu ?”
“Rese, Lo.”ujar Nancy menjitak kepala Roy
“Hahaha, lo pasti ke sini karena di undang sama Bella kan buat makan – makan ?”
“Kok lo tahu ?”
“Ya iyalah, biasanya kan kalo soal makanan lo nggak pernah ketinggalan.”
“Hehehe, lo tahu aja.”
Tanpa berlama – lama lagi, Nancy langsung menyikat semua makanan yang tersedia di depannya. Bersama dengan Bella dan Roy, mereka bercengkrama penuh kehangatan dan melepas kerinduan. Sambil menonton TV dengan suara music yang disetel dari HPnya Roy keras – keras menambah kebisingan di rumah Bella. Tengah asyik melaksanakan ritual makan bersama, Nancy lalu teringat akan surat yang di terimanya dari Mr. BB.
“Bell, gue mau cerita nih ma lo.”
“Ya udah, tinggal cerita aja.”
“Gue tadi dapet surat.”
“Surat dari siapa ?”
“Ga tau. Dia cuma ngasih inisial ‘BB’, lu tau gak yang punya inisial itu siapa ?”
“Mana gue tau ? dari penggemar lo mungkin ?”
“Ah, masa sih tuh surat dari penggemar gue ? tapi dia tahu banget kebiasaan gue.”
“Kebiasaan lo yang apa ?”
“Ih, lo gimana sih ? dari kapan gue sahabatan ma lo ? masa lo ga tau sih tempat favorit gue ?”ujar Nancy menjitak kepala Bella
“Oh, bukit itu ? ya, yang namanya penggemar berat juga pasti tahu kali kebiasaan idolanya. Wajar lah.”
“Oh, gitu ya ?”
“He’emp.”
“Tapi gue penasaran banget ama tuh inisial ? siapa ya ?”
“Udah, mendingan sekarang lo siap – siap. Gue mau ngajak lo jalan – jalan. Cepetan, gue tunggu di depan ya.”
“Lah, mau kemana ? makanan lo kan belum habis ?”
“Udah, lo kantongin aja. Bawa pulang aja dah.”
“Ya udah deh. Emang mau kemana sih ?”
“Udah, lo ikut aja. Katanya mau di traktir ?”
“Ya udah deh.”
Setelah semua makanan sudah dimasukkan Nancy ke dalam tasnya, diapun segera menuju halaman depan rumah Bella. Di sana ternyata sudah stand by Bella bersama motor maticnya. Tak lama kemudian keduanyapun sudah on the way menuju ke suatu tempat. Nancy yang katanya mau di bayarin sama Bella nurut aja di bawa Bella muter – muter.
Nancy yakin banget kalau kali ini Bella akan benar – benar membawanya ke suatu tempat yang banyak makanannya. Nggak kayak biasanya, kalau Bella sedang dapet giliran mentraktir pasti dia membawa Nancy ke warteg, atau kalo nggak ke warung depan rumahnya Bella. Tapi kalau lagi gilirannya Nancy mentraktir Bella, pasti Bella memaksa Nancy untuk membawanya ke restoran, mall, ke mana aja yang bernuansa elite. Emang dasar Bella pelit.
“Ngapain kita berhenti di sini Bel ?”
“Udah, lo nurut aja.”ujar Bella sambil memarkirkan motornya. Nancy hanya terbengong – bengong melihat tempat dimana Bella membawanya. Dia nggak habis pikir, kenapa Bella membawanya ke sebuah rumah yang kelihatannya sedang melangsungkan hajatan. Nancy di tuntun Bella karena Nancy masih terbengong – bengong di parkiran.
“Lo kenapa bawa gue ke tempat ginian ?”
“Ini tempat hajatannya temen mami gue. Mami gue nggak bisa datang, jadi dia nyuruh gue buat gantiin dia mengunjungi hajatan temennya.”
“Wah, gila lo ya. Masa kita yang masih muda ndatengin tempat ginian ?”
“Udah, lo nurut aja. Di sini kan banyak makanan.”
“Lo kalo pelit jangan kebangetan dong.”
“Udah, lo mau masuk apa kagak ? daripada lo bengong sendirian di luar ?”
“Ya udah deh.”ujar Nancy mengalah. Dengan penuh rasa malu mereka memasuki rumah tempat hajatan di adakan.
Busett dah, disini kebanyakan yang datang tante- tante, om – om, emak – emak, bapak – bapak. Harus di taruh di kantong nih muka Nancy. Tapi, Bella bener juga. Banyak makanan yang terhidang di depan mereka. Tanpa rasa malu dan tanpa rasa berdosa, keduanyapun langsung melahap semua hidangan yang di sajikan. Tanpa memperdulikan tatapan heran dari para tamu undangan.
Setelah acara ‘menghabiskan makanan di hajatan orang’ selesai, keduanya langsung tancap gas dan berhenti di sebuah warung bakso. Bella sih mau berhenti di situ bukan karena keinginannya. Melainkan karena Nancy yang terus memaksanya untuk mentraktirnya bakso.
“Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus traktir gue di sini. Enak aja lo. Tiap giliran gue, gue selalu ngajak lo ke restoran lah, ke mall. Tapi kalo lagi gilirannya lo, lo malah ngajak gue ke hajatan orang.”ujar Nancy penuh amarah
“Tapi lo seneng kan ?”
“Ya, iya sih. Tapi gue pengen lo bener – bener nraktir gue.”
“Tapi lo makannya satu mangkok aja ya. Jangan nambah.”
“Nggak mau ah.”
“Kalo lo nggak mau, mending gue pulang nih sekarang.”Bella mengancam Nancy
“Ya udah deh.”
“Janji ya, cuma satu mangkok.”
“Iya, bawell ah.”
Sebenarnya Nancy ingin nambah, tapi karena melihat Bella yang nggak ikut makan karena takut uang di dompetnya akan banyak berkurang, dia jadi kasihan. Setelah Bella membayar ke pemilik warung, keduanyapun kembali berkeliaran di jalan.
“Eh, Nan. Hari ini kan ada jadwal lomba basket putra. Kita lihat yuk.”Bella angkat bicara
“Ya udah yuk.”
Dan benar saja, lomba basket kelihatannya sudah mulai dari tadi. Karena setelah keduanya sampai di tempat pertandingan, pengunjung sudah ramai menempati tempat duduk penonton. Dan perlombaan itu juga sudah mencapai 2 babak. Keduanyapun langsung mengambil tempat duduk di barisan depan. Kebetulan disana ada teman – teman satu tim basketnya yang sedang asyik mengawasi jalannya pertandingan. Hari ini adalah jadwal pertandingannya tim basket putra, tim basket putri yang dimana beranggotakan Nancy dan Bella kebagian jatah pertandingan minggu depan.
“Woyy, Muka kesett nomor tujuh !curaanggg loo !!!”teriakan Nancy membahana di lapangan basket , membuat anggota tim lawan bernomor punggung 7 menoleh kepadanya sewot dan mendelikkan matanya. Nancy yang melihat itu tak mau kalah, dia balik memelototi cowok itu. Tak lama tiba – tiba ada sebuah botol minuman melayang ke arah Nancy dan mendarat keras di kepalanya. Dengan sewot Nancy melirik ke arah darimana botol itu berasal. Di lihatnya orang – orang pada memelototinya sewot. Nancy yang tidak tahu apa – apa langsung di senggol Bella.
“Nan, lo jangan keras – keras dong. Lo nggak tahu apa kita ini duduk di barisan pendukung tim lawan ? Itu yang ngelempar lo pake botol, ketua pendukungnya.”bisik Bella
“Yang bener lo ?kenapa lo nggak bilang dari tadi ?”
“Yee, lo ngapain bilang cowok muka keset nomor tujuh ? kan mereka jadi sewot ama lo. Parah lo, pasti nanti kita di keroyok rame – rame nih.”
“Ya udah, mendingan kita kabur aja dari sini.”ujar Nancy
Keduanyapun ngibrit meninggalkan tempat pertandingan karena takut di keroyok massa pendukung tim lawan. Keduanya lalu menghampiri loker mereka di balik dinding lapangan basket, kerena kebetulan pertandingan di laksanakan di tempat latihan mereka. Nancy menghampiri loker benomor 4, dan membuka kuncinya. Tapi, betapa terkejutnya Nancy melihat benda di dalam lokernya, ada setangkai mawar merah beserta surat berwana hijau.
“Bell, Bella…”
“Apaan sih, Nan ?”
“Sini bentar, lo harus lihat ini.”ujar Nancy menggeret Bella ke lokernya dan menunjukkan kepadanya mawar itu.
“Bunga dari siapa itu Nan ?”
“Nggak tahu ? masa iya sih, ada yang mbobol loker gue ?”
“Coba lo lihat isi surat itu.”ujar Bella
“Bunga mawar yang cantik untuk bidadariku yang cantik.”ujar Nancy kemudian membaca tulisan yang ada di surat itu
“Dari siapa, Nan ?”
“Nggak tahu, nggak ada nama pengirimnya. Cuma inisial…BB?”
“Inisial BB lagi ?”
“Iya, sumpah Bel. Gue penasaran banget ama ni orang.”
“Ya udah, mending sekarang kita tanya penjaga yuk. Siapa tahu dia tahu siapa yang udah masukin bunga ke loker lo.”
“Iya, ayo.”
………….
“Nggak tahu saya, mbak. Saya dari tadi nggak lihat ada yang buka – buka loker mbak. Kan itu loker cewek, jadi mana mungkin ada cowok yang masuk.”
“Iya sih, tapi gimana bisa ni bunga ada di dalem loker gue ?”
“Ya, mana saya tahu lah.”ujar si penjaga enteng sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.
“Ya udah, lo nggak usah mikirin itu dulu. Mending sekarang kita ke radio. Bentar lagi lo siaran.”
“Ah, males gue. Gue libur dulu ya.”
“Eh, nggak bisa dong. Lo nggak nyadar ya, melalui radio lo bisa ngumumin ke orang – orang, tanya siapa yang udah ngirimin lo surat dan bunga dengan inisial BB. Iya kan ?”
“Wah, bener juga lo. Tumben lo pinter ?”
“Emang gue pinter dari dulu kali ?”
Beberapa saat kemudian keduanyapun sampai di radio. Rupanya di sana sudah banyak fans – fans dari Nancy yang menunggu kedatangannya. Begitu melihat kedatangan Nancy, mereka langsung mengerubungi Nancy. Ada yang minta foto lah, minta tanda tangan lah, minta jotos lah, minta peluk lah, minta cium lah. Di kesempatan itu, Nancy tak lupa mengumumkan kepada para fans – fansnya tentang orang yang membuatnya penasaran dengan inisial BB.
“Nancy’s Lovers, ada yang tahu nggak siapa yang udah ngirimin aku surat sama bunga ?”
Semua Nancy’s lovers hanya menggeleng.
“Inisialnya BB.”lanjut Nancy. Nancy’s lovers kembali menggeleng pahit
“Hem, ya sudahlah. Nanti barang kali ada yang tahu, tolong kasih tahu aku ya.”ujar nancy menyerah
Selama siaran Bella setia menemani Nancy. Tak lupa di sela – sela acaranya, dia mengumumkan bahwa dia sedang mengadakan ‘pencarian cowok berinisial BB’ yang sudah mengiriminya surat dan bunga. Setelah selesai siaran, Nancy tidak langsung pulang. Melainkan bercengkrama dahulu dengan rekan – rekan penyiarnya dan krew radio beserta para Nancy’s Lovers.
“Di, lo tahu nggak, masa kemarin gue ngliat cewe lo di deket stadion ?”Ujar Nancy iseng
“Ngarang lu, gue kan lagi jomblo, weeww…”
“Ih, beneran. Cewe lo behh..mulus banget sumpah. Pake rok mini, bodinya menggairahkan. Rambutnya panjang…”
“Alaahh, paling lu mau bilang tuh cewe kuntilanak, iya kan?”tebak Adi
“Bukan, kali ini bukan kuntilanak. Lo dengerin gue dulu…”
“Ya udah lah gue dengerin.”
“Habis tuh gue samperin kan tuh cewe. Gue tepuk bahunya. Kan dia ngelirik kan tuh, eh..ternyata tuh cewe bener mantan lo, si Melisa honey lo itu…”
“Lo jangan lagi nyebut nama dia depan gue, Nan. Sedih gue..”
“Yee…bentar dulu. Gue ngajak ngomong dia tuh, dia cerita kalo dia itu lagi nunggu pacar barunya…”
“Huaaa…hikz..hikzz..”Adi tak kuasa menahan air matanya mengingat mantan pacarnya
“…Heh, jangan nangis dulu dong. Masa cowo nangis sih ?nih, dia cerita kalo sekarang dia punya pacar 2. Kalo siang – siang, dia pacaran ama yang namanya Ita. Tapi kalo malem, dia pacaran ama yang namanya Aldo.”
“Hati – hati lo kalo ngomong. Masa Melisa pacaran ama cewe ?”cerocos Adi
“Heh, kalo siang itu dia pake nama ‘Memet’. Tapi kalo malem dia pake nama ‘Melisa’, hebat banget ya…siang malem dia bisa berubah wujud.”
“Jadi maksud lo, cewe yang lo temuin itu banci ?”
“Hahaha…kena deh lo…”ujar Nancy sambil ngibrit menghindari jitakan dari teman – temannya
“Awas ya lo !”teriak Adi kesal karena sudah di kerjain
“Hahaha…#GUBRAKKK..aww!!!”Nancy yang lagi asyik- asyiknya berlari nggak lihat ada kardus di depannya sehingga dia terjatuh. Hahaha…
“Hahaha, rasain lo. Nih bonus buat lo.”ujar Adi puas sambil melempar sendalnya ke arah Nancy. Sandal itu melayang dan mendarat mulus di jidat Nancy
“Awww…!!hikz..hikzz…lo tega banget, Di. Gue kan udah jatuh, eh lo malah nambahin beban gue.”
“Hahaha..makanya lo jadi orang jangan rese.”
Gelak tawapun membahana di penjuru ruangan tersebut. Nancy’s loverspun sebagian ada yang membantunya berdiri, sebagian lagi masih sibuk memegangi perutnya yang kesakitan karena tertawa. Bella yang paling senang melihat pemandangan ini. Karena dia baru melihat Nancy sampai sebegitu apesnya.
“Nan, lo nginep di rumah gue aja ya. Gue males nganter lo balik.”ujar Bella ketika mereka sudah sampai di halaman depan rumah Bella. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Bella menggunakan alasan ‘malas mengantar Nancy pulang’ untuk menutupi kenyataan kalau sebenarnya dia takut mengantar Nancy pulang karena kalau mau menuju rumah Nancy, dia harus melewati pemakaman yang terkenal angker terlebih dahulu.
“Halah, bilang aja lo takut kan ?”
“Ih, nggak. siapa bilang gue takut ?”ujar bella membela diri
“Ya udah deh. Tapi entar gue kebagian selimutnya ya.”
“Ya iyalah, masa sih gue tega banget ngebiarin sahabat gue tidur nggak pake selimut.”
“Biasanya juga gitu kan.”
“Lo jangan buka kartu dong. Malu gue sama para pembaca. Hihihi…”
…………….
Malam yang dingin rupanya telah di gantikan fajar yang hangat. Embun pagi terasa sejuk membuat dua gadis itu enggan membuka matanya. Meskipun ayam jago di pekarangan rumah Bella sudah dari tadi menyanyikan lagu ‘Keong Racun’ dengan suaranya yang…beuhh, kagak nahan. Saking hebatnya, bisa membuat gendang telingan yang mendengarkan hancur berkeping – keeping. Hahaha…allay !!. Nancy rupanya sudah tidak tahan dengan sesuatu yang dari tadi malam mengganggu tidurnya. Seketika ia buka matnya dan mendapati kalau kaki Bella terparkir nyaman di atas kepalanya.
“Bell, gila lo ya. Cewe kok tidurnya seringkah gitu !”ujar Nancy sewot sambil berusaha menyingkirkan kaki Bella dari wajahnya
“Wah, pantesan dari tadi malem tidur gue nggak nyaman.”lanjut Nancy sambil bangkit dari kasur dan pergi menuju kamar mandi
“Lo mau kemana, Nan ?”ujar Bella yang masih setengah sadar
“Gue mau mandi ! percuma, kagak bakalan bisa tidur lagi gue. Lo sih, tidurnya cuma ganggu gue.”
Setelah mandi dan sarapan bersama Bella dan keluarganya, Nancypun pamit untuk pulang. Dia udah nggak enak hati sama Bella dan keluarganya. Barangkali kehadirannya di sana cuma merepotkan Bella dan keluarganya. Gimana nggak, sarapan aja Nancy sampai menghabiskan 2 piring nasi. Mana Nancy pake lauknya : telor 2 potong, oseng – oseng tempe 1 piring, ayam 2 potong. Sama susu 3 gelas. Hahaha….., allay mode on.
“Tante, Om, Roy, Bell, gue pamit pulang dulu ya. Takut merepotkan.”ujar Nancy
“Pinter lo ya, giliran makanan di rumah gue udah habis aja, lo langsung pamit pulang. Kagak mau ikut ngebantu nyuci piring.”ujar Bella kesal
“Husss, Bella. Jangan gitu dong sama tamu.”ujar mamanya Bella mengingatkan. Walaupun sebenarnya dirinya enek juga melihat Nancy di rumah ini. Kerjaannya ngabisin makanan di rumahnya mulu.
“Lo nggak suka ya, gue di sini ?”ujar Nancy dengan memasang tampang memelas
“Ah, nggak kok, Nan. Bella sama kita seneng banget kok lo ada disini. Jadi, jangan bosan – bosan ya main ke sini.”Roy angkat bicara karena kasihan melihat muka Nancy yang memelas
“Iya, Nan. Anggap aja rumah sendiri.”kali ini papanya Bella yang bicara
“Bener, om ? kalau gitu, Nancy boleh nggak bawa ayam goreng ini ke rumah ? dua potong aja om. Buat mama sama papa di rumah.”ujar Nancy kembali memasang muka memelasnya
“Hah, boleh kok boleh…”
“Makasih om !makasih semuanyaa…Nanc y pulang dulu ya, jangan kangen lho !”ujar Nancy ngibrit setelah memasukkan ayam goreng ke dalam kantong plastik yang ada di dalam tasnya
“NANCYYYY !!!!!!”teriak Bella yang bisa di dengar dengan jelas oleh Nancy dari halaman depan rumah Bella
Nancy masih mengayuh sepedanya sambil cekikan membayangkan ekspresi wajah Bella saat dia ngibrit membawa ayam goreng mamanya. Sebetulnya alasan Nancy membawa ayam goreng untuk kedua orangtuanya hanyalah bohong semata. Dia akan memakan ayam goreng itu sendirian di dalam kamarnya. Karena Nancy tahu, mamanya pasti tidak akan mengijinkannya makan di rumah karena kemarin Nancy kabur dari kamarnya menghindari hukuman mamanya. Ya, kemarin memang Nancy sedang di hukum mamanya untuk tidak keluar rumah. Karena Nancy memakan kue tart milik mamanya yang baru saja di buat mamanya dengan susah payah.
“Ngapain kamu pulang ? nggak bawa kue tart yang buat gantiin kue tart mama lagi !”ujar mamanya kesal saat melihat Nancy memarkirkan sepedanya di garasi
“Yee, mama. Nggak suka ya Nancy pulang ?”
“Siniin tas kamu.”
“Buat apa ma ?”ujar Nancy mempertahankan tasnya dari tangan mamanya
“Udah, siniin aja.”mama Nancy merebut tas Nancy
“Nggak ada apa – apa kok ma dalem situ.”
“Nggak ada apa – apa gimana ? ini apa ?”ujar mamanya memperlihatkan bungkusan plastic besar.”ada coklat, biscuit, susu, dan ini..ada ayam goreng lagi.”
“Hehehe…itu oleh – oleh dari Bella ma.”
“Semuanya buat mama. Sekarang kamu masuk kamar.”
“Hahh ? buat mama ?? enak aja, nggak mau ! ini kan Nancy dapet susah payah ma.”
“Biarin. Kamu juga kemarin makan kue tart yang mama buat dengan susah payah.”ujar mamanya sambil berlalu meninggalkan Nancy
“MAMAAA !!! kembaliin tas Nancy !”teriak Nancy
“Nih tas kamu.”jawab mamanya enteng melemparkan tas Nancy. Nancypun segera memungut tasnya, mengorek – orek isinya. Tetapi yang di cari tidak ada. Benar saja, mamanya mengambil semua makanannya. Hahaha…kualat sih kamu, Nan !
Ketika sedang asyik – asyiknya Nancy tidur siang, tiba – tiba suara mamanya dari balik pintu kamarnya membangunkannya. ‘Uhh, mama. Padahal lagi mimpi ketemu sama Adit. Eh, malah di bangunin !’ batin Nancy kesal. Sahabatnya yang sudah lama pergi meninggalkannya karena harus melanjutkan studinya di Amsterdam saat SMP datang di mimpinya saat dia sedang tidur siang. Dulu, Adit berjanji pada Nancy bahwa dia akan pulang 3 tahun lagi. Dan sekarang, sudah 3 tahun Adit pergi. Makanya Nancy sudah tidak sabar menantikan kedatangan Adit kembali ke Indonesia.
Nancy ingat betul pesan Adit sebelum dia berangkat. Adit berpesan bahwa Nancy harus membuka kotak yang dikubur di bawah pohon di bukit itu pada tanggal 25 Juni 2011 pukul 5 sore lewat 10 menit seperempat detik. Halaahh, ribet !. dan hari ini adalah hari sabtu, tanggal 25 Juni 2011. Segera saja Nancy melirik jam weker yang berdiri nyaman di atas meja belajarnya. Masih pukul 11 siang. Berarti masih 6 jam lagi dia harus ke bukit itu lagi. Sebenarnya Nancy kurang yakin, tapi Nancy berusaha untuk mempercayai sahabatnya itu. Karena bagaimanapun, Adit tidak pernah sekalipun berbohong kepadanya.
“Nancy, bangun !”teriak mamanya untuk yang ke 32 kalinya. Untung saja pintu kamarnya di kunci. Kalau tidak, pasti mamanya sudah menyiramnya dengan air seember.
“Iya ma. Nancy udah bangun kok.”balas Nancy
“Cepat makan ! mama tunggu di bawah sekarang.”ujar mamanya diiringi dengan langkah kakinya menuruni anak tangga.
“Hahh ? aku nggak salah denger nih ? tumben mama nyuruh aku makan ?”ujar Nancy bingung. Dengan masih terheran – heran dengan sikap mamanya, Nancypun menuruni anak tangga menuju ke dapur yang menyatu dengan ruang makan. Di sana sudah duduk dengan tenang mama dan papanya.
“Hai ma, hai pa.”ujar Nancy manis menyapa kedua orangtuanya
“Udah nggak usah sok manis. Cepetan makan.”titah mamanya
“Manis salah, pahit salah, asem salah. Yang bener gimana sih ma ?”ujar Nancy cemberut
“Nanti habis makan, kamu ke minimarket ya.”
“Hahh ?ngapain ?”ujar Nancy menghentikan tangannya yang sedang menyendok nasi ke piringnya
“Udah, nurut aja. Beliin mama barang – barang yang ada di daftar belanja ini.”ujar mamanya sambil menyodorkn kertas panjang beserta uang seratus ribuan ke arah Nancy
“Busett dah, banyak banget ma ? Nancy nggak mau ah.”tolak Nancy
“Ya udah, kalo nggak mau. Biar nanti mama nggak ngasih kamu uang jajan.”ancam mamanya membuat Nancy memelototkan matanya
“Kenapa melotot gitu ? kalo nggak mau ya udah, nggak papa…”
“Eh…jangan ma. Siapa bilang Nancy nggak mau ? Nancy mau kok ma.”ujar Nancy mengambil daftar belanjaan mamanya
“Nah, gitu dong.”ujar mamanya menang
Setelah selesai makan siang, Nancy yang sedang mencuci piring di dapur tersentak kaget mendapat tepukan tangan mamanya di bahunya.
“Nan !”ujar mamanya
“Ayaammm…tikuss..eh, tikuss…ihh, mama kenapa sih ngagetin Nancy ?! Nancy kan jadi latah !”geram Nancy melirik sebal ke arah mamanya. Mamanya hanya tertawa renyah mendengar anaknya latah.
“Hihihi..udah lama mama nggak pernah denger kamu latah. Ini ada surat buat kamu.”
“Surat lagi ?”
“Iya, dari siapa sih ? dari pacar kamu ya ? heran deh, jaman udah modern gini, masih aja pake surat.”cerocos mamanya
“Nancy juga nggak tahu ma. Nggak ada namanya. Cuma ada inisial BB. Mama tahu nggak siapa yang punya inisial BB ?”
“Emh, mungkin bolo – bolo kali ?”ujar mamanya asal
“Ihh, mama. Serius dong.”
“Mama nggak tahu ah. Udah cepetan kamu selesain nyuci pirignya. Habis itu ke minimarket.”
“Iya mamaku bawel..”
“Eh, tadi kamu bilang apa ?”
“Hehehe..nggak kok. Nancy cuma bilang, mamaku cantik.”
“Baguss…”
Setelah selesai mencuci piring, Nancypun duduk di kursi meja makan untuk membaca suratnya. Surat itu beramplop sama seperti kemarin. Warna hijau bermotif bunga – bunga. Di bukanya perekat amplop itu dan di bukanya sebuah kertas. Lalu di bacanya hati – hati.
Dear Nancy,
Aku tahu kau merindukan seseorang
Aku tahu rasamu pada orang itu tidak akan pernah hilang
Aku tahu tiap hari kau berharap bisa bertemu dengannya di bukit itu
Tapi jika kau mengijinkan,
Aku ingin tahu apakah kau tulus menyimpan rasa itu untuknya ?
Hanya itu yang ingin ku ketahui
Apapun jawabanmu, aku selalu berharap kau bahagia
Salam rindu dariku,
BB
“Ihh, siapa sih kamu ?”ujar Nancy kesal
“NANCY !!! katanya kamu mau ke minimarket ?!”teriak mamanya dari depan
“I..iya ma..”jawab Nancy sambil buru – buru memasukan kertas itu ke dalam amplopnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya lalu bergegas menuju garasi
“Ma, kenapa motornya masih di borgol sih ?terus, Nancy ke minimarketnya naik apa ?”
“Ya, pake sepeda lah. Daripada nanti kamu pake motor, kan susah, belanjaan kamu mau d taroh di mana ? mendingan naik sepeda, irit dah gitu ekonomis lagi. Belanjaan kamu bisa di taroh di keranjang.”
“Ahh, mama jahat !!hari ini kan panas banget ! masa Nancy di suruh naik sepeda ?”
“Ya udah, kalo kamu nggak mau mending kamu jalan kaki aja sana. Biar nanti sepeda kamu mama borgol juga.”
“Huaa…mama jahat !!!”ujar Nancy sambil berlalu pergi menaiki sepedanya. Dengan sangat amat terpaksa dia mengayuh sepedanya. Di jalan saat dia akan pulang kerumahnya, ia bertemu dengan segerombolan anak – anak geng motor. Melihat Nancy yang membawa banyak barang yang di gantungkan di sepedanya, mereka jadi tergelitik untuk mengganggu Nancy. Mereka menjalankan motornya hingga berada di depan sepeda Nancy. Dengan baik hati, mereka menancap gas motornya hingga asap dari knalpot menghujani wajah Nancy. Nancy yang mendapat perlakuan seperti itu, tidak terima dan segera mengayuh sepedanya secepat dia bisa mengejar anak – anak itu.
“Wooyy !!!sini lo ! kal berani ayo lawan gue !!!”teriak Nancy membuat seisi kompleks menengokkan kepalanya memalui jendela. Sudah lama Nancy berusaha mengejar mereka, namun tetap saja tidak bisa terkejar olehnya. Akhirnya, dengan kelelahan dia menghentikan laju roda sepedanya.
“Nancy !lo habis dari mana ?”suara Bella tiba – tiba terdengar. Nancypun langsung menengokkan kepalanya ke arah datangnya suara. Dan ternyata, dia berhenti tepat di depan halaman rumah Bella. ‘Wah, rejeki nomplok nih. Aku bisa minta minum di rumah Bella,hihihi…’batin Nancy
“Eh, Bella. Ini nih. Habis dari minimarket. Si mama minta di beliin barang – barang.”
“Ohh..rajin bener lo ? tumben nurut ?”ledek Bella sambil menghampiri Nancy
“Yee..mana bisa gue nolak permintaan mamaku ? yang ada ntar gue nggak di kasih uang jajan dong.”
“Hehehe..terus ngapain lo lewat sini ? rumah lo kan sebelah sana.”ujar Bella mengarahkan jari telunjuknya ke kiri
“Tadi gue di kerjain sama anak geng motor. Makanya gue kejar – kejar mereka. Tapi nggak bisa..”cerita Nancy sambil nyengir kuda
“Oh, ya udah. Masuk dulu yuk.”
“Hahh ? nggak papa nih ?”
“Emang kenapa ?”ujar Bella menghentikan langkahnya memasuki halaman rumahnya
“Gue kira lo masih kesel ma gue ? gara – gara gue ngabisin ayam goreng lo ?”
“Oh, nggak kok. Sebenarnya itu ayam goreng kemarin kali. Tapi gue simpen di lemari pendingin biar di angetin lagi besoknya.”
“WHATT ?? Jadi ayam goreng yang gue makan itu ayam goreng kemarin ?”
“Iya, kenapa ? tapi masih enak kan ?”
“Hoeekkk !!untung gue cuma makan dua potong.”
“Lho, yang duanya lagi ?”
“Di ambil sama mama gue. Huahh,, syukur..syukurr…kalo nggak, gue bisa keracunan nih.”
“Yee, nggak segitunya kali ?”
“Ya udah yuk, katanya lo mau ngajak gue masuk.”ujar Nancy sambil menuntun sepedanya memasuki halaman depan rumah Bella.
…………
“Eh, Bell. Gue dapet surat lagi nih.”ujar Nancy membuka pembicaraan pada saat dia ada di kamar Bella
“Bentar ya, Nan. Gue mau ke kamar mandi dulu. Kebelet pipis nih.”ujar Bella ngibrit ke kamar mandi
“Yee, tuh anak. Biasanya juga pipis di celana ?”
“NANCYY !! jangan di omongin ! gue malu tahu sama pembaca !”teriak Bella dari kamar mandi
“Hihihi..tahu aja dia ya ?”
Sambil menunggu Bella keluar dari kamar mandi, Nancy menyempatkan diri untuk melihat – lihat isi kamar Bella. Tapi, perhatiannya tertuju pada setangkai mawar merah dan sebuah kertas. Karena penasaran, diapun membuka kertas itu dan kaget mendapati tulisan di kertas itu. Di sana tertulis ‘Aku selalu mencintaimu, Nancy !’ beserta tanda tangan berbentuk huruf ‘BB’. Dan yang lebih mengejutkan lagi, di tulisan itu sangat jelas terlihat kalau tulisan itu adalah tulisan tangan Bella.
“Nan, lo lagi ngapain ?”suara Bella dari belakang punggung Nancy menyadarkannya
“Bell ! lo bisa jelasin maksud ini ??”ujar Nancy sambil memperlihatkan bunga mawar dan kertas itu
“Emh, bu..bukan ! itu bukan apa – apa kok. Itu kiriman dari fans gue.”ujar Bella gugup
“Fans lo ? sejak kapan lo punya fans ?”pertanyaan Nancy kali ini membuat Bella melotot ke arahnya
“Ya, udah lama lah. Emangnya lo doang yang punya fans ? gue juga punya kali ?”
“Terus, kenapa nama fans lo ‘BB’?”
“Kan nama fans gue, gue kasih nama Bella… Bong !iya Bella Bong, hehe..lucu kan ?”jawab Bella masih gugup
“Lo nggak usah bohong. Mending lo ngaku aja deh ! lo yang ngerjain gue kan ? lo yang ngirim surat sama bunga itu ke gue, iya kan ?!”ujar Nancy sewot
“Emh….”
“Gue kecewa sama lo, Bell !!”ujar Nancy sambil melempar bunga dan kertas itu di depan wajah Bella lalu beranjak pergi dari kamar Bella
“Nan..!!”bella mengejar Nancy dan menahan tangan Nancy
“Apa lagi ? kenapa sih lo tega banget sama gue ?gue tuh bener – bener mengharapkan kalo yang ngirimin gue bunga sama surat itu bener – bener penggemar gue, bukan lo !”
“Gue minta maaf, Nan. Gue mau jelasin sesuatu dulu sama lo.”ujar Bella sambil berusaha menarik tangan Nancy
“Jelasin apa lagi ? gue udah kecewa banget ama lo, Bell. Gue nggak nyangka lo bisa giniin gue !”ujar Nancy berusaha melepaskan cengkeraman tangan Bella
“Gue mohon, lo dengerin dulu penjelasan gue. Habis itu terserah lo mau gimana ke gue. Terserah lo mau musuhin gue, mau mukul gue. Gue gak peduli. Yang penting lo dengerin dulu penjelasan gue. Please..”ujar Bella dengan wajah bersungguh – sungguh. Nancy yang melihat kesungguhan di mata Bella akhirnya menuruti kemauan Bella
“Gini, Nan. Sebelumnya gue minta maaf banget udah ngerjain lo. Tapi sumpah, gue cuma ngerjain lo pake bunga ini. Kalau yang surat itu bukan gue. Gue nggak tahu siapa yang udah ngirimin lo surat itu. Gue punya ide buat ngerjain lo waktu lo bilang ada yang ngirimin lo surat pake inisial Bb itu. Lalu gue masukin bunga ke loker lo itu setelah gue nyadar lo penasaran banget sama orang yang punya inisial BB itu…”
“Tapi, kapan lo masukin bunga itu ke loker gue ?”
“Waktu lo lagi asyik nonton basket, gue nylonong pergi. Sebelumnya gue udah pesen ke toko bunga buat ngirimin gue bunga mawar. Terus, gue nulis surat buat gue sertain sama mawar itu. Terus gue yang naruh mawar itu di loker lo. Kan kunci loker lo sama loker gue sama. Tapi bener sumpah, gue nggak ngerjain lo pake ngirim surat ke lo.”ujar Bella panjang kali lebar sambil mengangkat dua jarinya dan membentuk huruf ‘V’.
“Bener ?”
“Bener, percaya deh ama ague.”
“Terus ngapain lo ngerjain gue ?”sekarang Nancy kembali merengut kepada Bella
“Habisnya, gue dendam ama lo, Nan. Lo selalu berhasil ngerjain gue. Tapi gue ? gue nggak pernah berhasil ngerjain lo. Dan gue pikir, rasa penasaran lo ama inisial BB itu kesempatan emas buat gue. Gue minta maaf ya..”ujar Bella dengan tampang yang di buat se unyu mungkin
“Ya udah deh. Gue juga minta maaf ya, selalu ngerjain lo.”ujar Nancy akhirnya. Dan mereka berduapun akhirnya akur kembali.
…………..
“Ma, Nancy mau pergi dulu ya.”ujar Nancy sambil berlari menuju garasi untuk mengambil sepedanya
“Nancy ! kamu mau kemana ?kamu nggak boleh pergi ! ini udah sore !”teriak mamanya sambil berlari mengejar Nancy. Tapi terlambat, Nancy sudah mengayuh sepedanya pergi meninggalkan rumah.
“NANCYYYY !!!!”teriak mamanya sambil melemparkan sandal ke arah Nancy, tapi hanya mengenai roda belakang sepedanya
Nancy memang sudah bertekad utnuk kabur dari rumahnya sore ini. Dia mau ke bukit itu lagi dan melihat apakah Adit menepati janjinya. Dia mengayuh sepedanya dengan santai sambil menikmati sejuknya udara sore hari. Sambil bersiul – siul ria dan menyapa tiap orang yang dia temui di jalan tanpa menghiraukan tatapan heran dari orang – orang yang di sapanya.
“Gue datang, Dit. Gue mau lihat apakah lo nepatin janji lo ke gue tiga tahun lalu.”ujar Nancy senang ketika sudah sampai di bukit itu.
Ia kemudian memarkirkan sepedanya di dekat pohon yang biasa di gunakannya sebagai tempat berteduhnya bersama Adit dulu. Nancy kemudian mendekati pohon itu dan berjongkok di atas tanah di bawah pohon itu. Lalu dengan menggunakan ranting yang tersebar di sekitar pohon itu, dia menggali tanah itu. Wajahnya sumringah ketika melihat kotak yang terakhir kali dilihatnya di kubur Adit di sana tiga tahun yang lalu. Dibukanya kotak itu dengan menggunakan kunci yang di berikan Adit kepadanya dengan hati – hati. Lalu dia melihat ada secarik kertas. Di bacanya tulisan di kertas itu.
Aku tahu kamu akan datang kesini
Melihat apakah aku menepati janjiku padamu
Tapi sebelumnya, aku ingin kau menjawab pertanyaanku
Apakah kau benar – benar rindu padaku ?dan menginginkan aku berada di depan matamu?
Teriakkan jawabanmu di bukit ini…
Sejenak Nancy ragu, tapi akhirnya dia meneriakkan jawabannya
“Iya Adit ! aku rindu banget sama kamu dan ingin kamu ada di depan mataku !!”suara teriakan Nancy bergema di bukit ini. Lalu Nancy melanjutkan membaca isi surat itu
Terimakasih kau sudah memberikan jawabannya kepadaku
Sekarang, kau balikkan badanmu
Karena aku sudah menantimu
Deggg !! hati Nancy benar – benar kacau saat itu. Ia bertanya – tanya sendiri apakah dia sudah siap bertemu dengan Adit ? orang yang selama ini sangat di rindukannya ? selalu diimpikannya ?
Dengan kemantapan hati, Nancy membalikkan badannya dan melihat sosok cowo cool berdiri di belakangnya. Sejenak Nancy bingung, sedang berhadapan dengan siapakah dirinya saat ini ? karena Adit yang di harapkannya bukanlah seperti ini.
“Hallo, Nancy ? masih ingat aku ?”ujar cowo itu dengan gayanya yang super cool
“Emh, hai. L..lo siapa ya ?”jawab Nancy bingung
“Masa kamu nggak ingat aku sih ?”
“Beneran, aku nggak tahu siapa kamu ?”
“Kamu sudah menerima surat dariku ?”
“Surat ? surat ap…oh, surat yang berinisial BB itu ? itu kamu yang ngirim ?”ujar Nancy serius. Tapi cowo itu cuma menampakkan senyumnya yang…giilaa…manis banget !
“Siapa yang kamu harapkan ada di bukit ini ?”
“Emh, sahabatku…Adit.”
“Terus sekarang apakah kamu mau bilang bahwa aku pembohong kalau aku bilang akulah Adit yang kamu tunggu ?”ujar cowo itu menmakkan keseriusan
“Hah ?kamu Adit ? ng..ngak mungkin..nggak, nggak mungkin !”ujar Nancy tidak percaya karena Adit yang dulu dia kenal adalah cowo gendut berpipi tembem yang jelas sekali berbeda dengan cowo yang sekarang mengaku – ngaku bahwa dirinya adalah Adit.
“Akulah Adit. Kamu tahu apa arti inisial BB itu ?”Tanya cowo itu, Nancy menggeleng mantap
“BB itu adalah, Bom - Bom !kamu ingat nggak dulu kamu sering manggil aku dengan nama itu ?”Nancy terbengong – bengong sendiri menatap keseriusan cowo itu. Dia berusaha keras untuk mengingat – ingat masa lalunya 3 tahun yang lalu. Dan benar saja, dia ingat kalu dulu dia suka manggil Adit dengan panggilan ‘Bom – Bom’.
“Tapi Adit itu..”
“Kenapa? Kamu heran dengan penampilan aku sekarang ini ? hahaha, sekarang aku bukan lagi cowo gendut berpipi tembem kayak dulu. Sekarang aku sudah berubah. Kamu ingat kalung ini ?”kata cowo itu sambil mengeluarkan kalung dari dalam saku celana jeansnya dan memperlihatkannya kepada Nancy. Nancy tambah kaget lagi melihat kalung itu. Sekarang dia percaya bahwa cowo yang ada di hadapannya sekarang adalah Adit, orang yang selama ini dia rindukan.
“Ini kan kalung…”
“Ya, ini kalung persahabatan kita. Yang dulu aku berikan ke kamu sebelum aku berangkat ke Amsterdam. Sekarang, apakah kamu masih akan bilang padakau kalau aku berbohong ?”tanya cowo yang sekarang sangat di percayai Nancy adalah Adit. Tanpa pikir panjang lagi, Nancy langsung memeluk cowo di depannya erat dan penuh kehangatan. Kini ia percaya bahwa Adit memang tidak pernah berbohong kepadanya dan dia tidak sia – sia dia menunggu kedatangan sahabatnya kembali di bukit ini….
THE END
“Nancy, buka pintunya.”tiba – tiba suara mama terdengar dari balik pintu kamarnya, membangunkan Nancy dari lamunannya
“Ada apa ma ?” Tanya Nancy setelah membukakan pintu untuk mamanya
“Ini ada surat buat kamu.”ujar mamanya sambil menyodorkan amplop berwarna hijau bermotifkan bunga – bunga yang sangat manis
“Dari siapa ma ?”Tanya Nancy sambil membuka surat yang di alamatkan untuknya
“Nggak tahu. Tiba – tiba saja ada di depan gerbang rumah kita.”jawab mamanya sambi
l mengangkat bahunya dan berlalu dari pandangan Nancy
“Hem, dari siapa ya ini ?”ujar Nancy sambil menutup pintu kamarnya
Nancy masih mengamati kertas yang di ambilnya dari dalam amplop hijau itu. Di bacanya pelan – pelan
Dear Nancy,
Aku tahu kau masih di dalam sangkarmu menikmati senja yang menutup hari ini
Kerinduan akan seseorang mungkin masih menggelayutimu
Aku tahu kadang kau terduduk di bawah pohon itu
Meneteskan air matamu
Berharap seseorang kan datang menemuimu
Aku ingin menghapus air matamu
Membawamu dalam pelukan hangatku
Tentu jika kau mengijinkanku
Salam hangat dariku,
BB
“BB ?siapa dia ?”ujar Nancy masih memandangi suratnya. Nancy masih mencari – cari siapa yang mengirim surat itu. Tidak ada tanda – tanda lain di surat itu. Hanya inisial ‘BB’. Tiba – tiba saja bunyi ringtone ‘ku menunggu’ miliknya Rossa terdengar dari handphone yang berada di sampingnya. Nancy langsung meraih HPnya dan menekan tombol answer.
“Hallo,?”
“Hallo, Nan. Lo ke rumahku dong.”suara Bella dari sebrang sana
“Ah, males gue.”
“Ah lo tega benget sih ngebiarin gue makan makanan segini banyaknya.”
“Hah ? makanan ?”Nancy langsung meloncat dari kasurnya bersemangat
“Ah, lo mah kalo denger ada makanan aja langsung semangat dah lo.”
“Hehehe, lo kayak nggak tahu gue aja.”
“Ya udah, cepetan lo ke sini. Di rumah gue lagi banyak makanan nih.”
“Emang di rumah lo lagi ada acara apaan ? tumben banyak makanan ?”
“Kurang ajar lo. Di rumah gue emang banyak makanan kali.”
“Iya, tapi setiap gue ke rumah lo makanan yang enak – enak lo umpetin kan ?”
“Hehehe, sory deh. Habis lo kalo makan nggak kira – kira. Masa snack gue lo habisin setoples. Dah gitu minta nambah lagi.”
“Terus, kalau lo tahu gitu, kenapa lo ngundang gue buat makan makanan di rumah lo ?”
“Soalnya di rumah gue itu lagi kayak surga makanan. Makan di sini bejibun banyaknya.”
“Ya udah, sepuluh menit lagi gue sampe di rumah lo ya.”
“Hem, giliran makanan lo cepet. Eh iya, sekalian ya lo bawa baju ganti. Ntar habis dari rumah gue, gue mau ajak lo jalan – jalan.”
“Tapi lo yang nraktir ya…”
“Iya, kan ini giliran gue.”
“Hahaha…oke deh. Gue mau siap – siap dulu.”Nancy dan Bella memang sudah bersepakat sejak satu bulan yang lalu kalau seminggu sekali mereka bakal mentraktir bergantian. Dan kali ini gilirannya Bella mentrakir Nancy.
Nancy dan Bella, dua sahabat yang tidak bisa di pisahkan. Di mana ada Nancy pasti di situ ada Bella. Mereka sudah berteman sejak bayi. Orangtua merekapun bersahabat waktu masih muda. Mereka juga sering melakukan hal – hal konyol tiap kali jalan bareng. Ada Nancy yang suka ngejailin Bella, Bella yang seringnya ketahuan kalau lagi mau ngejailin Nancy di karenakan pengetahuan Nancy dalam hal kejailan lebih luas. Hahaha…
Nancy adalah seorang gadis yang sangat aktif. Dia anak basket dan juga penyiar di sebuah radio. Penggemarnya banyak, yang di beri nama ‘Nancy’s lovers’. Bella sebagai sahabatnya, juga ikut andil dalam kesuksesan sahabatnya yang semata wayang itu.Bella juga anak basket sih, tapi dia nggak ikut jadi penyiar kayak Nancy, tapi dia yang jadi managernya Nancy. Segala urusan yang berhubungan dengan Nancy, Bella yang ngatur.
“Cepet banget lo nyampe.”ujar Bella membukakan pintu rumahnya untuk sahabatnya
“Iya dong, gue.”jawab Nancy mengangkat alisnya
“Lo pake sepeda ?”
“Iya, motor gue di borgol sama papa gue di garasi.”
“Whatt ?? di borgol ??”
“Busset dah, kaget sih boleh. Tapi nggak usah pake nyemprot gue kali ?”ujar Nancy sewot sambil mengelap wajahnya yang basah
“Hehehe, maaf deh. Ya udah yuk. Lo masuk aja.”
“Lo kok tumben banyak makanan ?”
“Iya, abang gue baru pulang nih dari Medan.”
“Abang lo udah pulang ?”ujar Nancy sambil berkeliling menyapu pandangannya ke segala penjuru rumah Bella. Dia mendapati Roy, abangnya Bella lagi duduk manis di ruang keluarga. Nancy yang dulu sering bersekongkol dengan Roy untuk menjaili Bella langsung sumringah melihatnya. Apalagi melihat makanan yang tersebar di atas meja. Hem, nyam nyam nyammm…
“Roy, lo pulang kapan ?”
“Eh, Nancung. Baru tadi malem nih. Lo apa kabar ?”
“Ih, udah berapa kali gue bilang ? jangan manggil gue Nancung !”
“Hahaha, habis. Nama lo tuh lebih bagusan di panggil ‘Nancung’ tahu ?”
“Rese, Lo.”ujar Nancy menjitak kepala Roy
“Hahaha, lo pasti ke sini karena di undang sama Bella kan buat makan – makan ?”
“Kok lo tahu ?”
“Ya iyalah, biasanya kan kalo soal makanan lo nggak pernah ketinggalan.”
“Hehehe, lo tahu aja.”
Tanpa berlama – lama lagi, Nancy langsung menyikat semua makanan yang tersedia di depannya. Bersama dengan Bella dan Roy, mereka bercengkrama penuh kehangatan dan melepas kerinduan. Sambil menonton TV dengan suara music yang disetel dari HPnya Roy keras – keras menambah kebisingan di rumah Bella. Tengah asyik melaksanakan ritual makan bersama, Nancy lalu teringat akan surat yang di terimanya dari Mr. BB.
“Bell, gue mau cerita nih ma lo.”
“Ya udah, tinggal cerita aja.”
“Gue tadi dapet surat.”
“Surat dari siapa ?”
“Ga tau. Dia cuma ngasih inisial ‘BB’, lu tau gak yang punya inisial itu siapa ?”
“Mana gue tau ? dari penggemar lo mungkin ?”
“Ah, masa sih tuh surat dari penggemar gue ? tapi dia tahu banget kebiasaan gue.”
“Kebiasaan lo yang apa ?”
“Ih, lo gimana sih ? dari kapan gue sahabatan ma lo ? masa lo ga tau sih tempat favorit gue ?”ujar Nancy menjitak kepala Bella
“Oh, bukit itu ? ya, yang namanya penggemar berat juga pasti tahu kali kebiasaan idolanya. Wajar lah.”
“Oh, gitu ya ?”
“He’emp.”
“Tapi gue penasaran banget ama tuh inisial ? siapa ya ?”
“Udah, mendingan sekarang lo siap – siap. Gue mau ngajak lo jalan – jalan. Cepetan, gue tunggu di depan ya.”
“Lah, mau kemana ? makanan lo kan belum habis ?”
“Udah, lo kantongin aja. Bawa pulang aja dah.”
“Ya udah deh. Emang mau kemana sih ?”
“Udah, lo ikut aja. Katanya mau di traktir ?”
“Ya udah deh.”
Setelah semua makanan sudah dimasukkan Nancy ke dalam tasnya, diapun segera menuju halaman depan rumah Bella. Di sana ternyata sudah stand by Bella bersama motor maticnya. Tak lama kemudian keduanyapun sudah on the way menuju ke suatu tempat. Nancy yang katanya mau di bayarin sama Bella nurut aja di bawa Bella muter – muter.
Nancy yakin banget kalau kali ini Bella akan benar – benar membawanya ke suatu tempat yang banyak makanannya. Nggak kayak biasanya, kalau Bella sedang dapet giliran mentraktir pasti dia membawa Nancy ke warteg, atau kalo nggak ke warung depan rumahnya Bella. Tapi kalau lagi gilirannya Nancy mentraktir Bella, pasti Bella memaksa Nancy untuk membawanya ke restoran, mall, ke mana aja yang bernuansa elite. Emang dasar Bella pelit.
“Ngapain kita berhenti di sini Bel ?”
“Udah, lo nurut aja.”ujar Bella sambil memarkirkan motornya. Nancy hanya terbengong – bengong melihat tempat dimana Bella membawanya. Dia nggak habis pikir, kenapa Bella membawanya ke sebuah rumah yang kelihatannya sedang melangsungkan hajatan. Nancy di tuntun Bella karena Nancy masih terbengong – bengong di parkiran.
“Lo kenapa bawa gue ke tempat ginian ?”
“Ini tempat hajatannya temen mami gue. Mami gue nggak bisa datang, jadi dia nyuruh gue buat gantiin dia mengunjungi hajatan temennya.”
“Wah, gila lo ya. Masa kita yang masih muda ndatengin tempat ginian ?”
“Udah, lo nurut aja. Di sini kan banyak makanan.”
“Lo kalo pelit jangan kebangetan dong.”
“Udah, lo mau masuk apa kagak ? daripada lo bengong sendirian di luar ?”
“Ya udah deh.”ujar Nancy mengalah. Dengan penuh rasa malu mereka memasuki rumah tempat hajatan di adakan.
Busett dah, disini kebanyakan yang datang tante- tante, om – om, emak – emak, bapak – bapak. Harus di taruh di kantong nih muka Nancy. Tapi, Bella bener juga. Banyak makanan yang terhidang di depan mereka. Tanpa rasa malu dan tanpa rasa berdosa, keduanyapun langsung melahap semua hidangan yang di sajikan. Tanpa memperdulikan tatapan heran dari para tamu undangan.
Setelah acara ‘menghabiskan makanan di hajatan orang’ selesai, keduanya langsung tancap gas dan berhenti di sebuah warung bakso. Bella sih mau berhenti di situ bukan karena keinginannya. Melainkan karena Nancy yang terus memaksanya untuk mentraktirnya bakso.
“Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus traktir gue di sini. Enak aja lo. Tiap giliran gue, gue selalu ngajak lo ke restoran lah, ke mall. Tapi kalo lagi gilirannya lo, lo malah ngajak gue ke hajatan orang.”ujar Nancy penuh amarah
“Tapi lo seneng kan ?”
“Ya, iya sih. Tapi gue pengen lo bener – bener nraktir gue.”
“Tapi lo makannya satu mangkok aja ya. Jangan nambah.”
“Nggak mau ah.”
“Kalo lo nggak mau, mending gue pulang nih sekarang.”Bella mengancam Nancy
“Ya udah deh.”
“Janji ya, cuma satu mangkok.”
“Iya, bawell ah.”
Sebenarnya Nancy ingin nambah, tapi karena melihat Bella yang nggak ikut makan karena takut uang di dompetnya akan banyak berkurang, dia jadi kasihan. Setelah Bella membayar ke pemilik warung, keduanyapun kembali berkeliaran di jalan.
“Eh, Nan. Hari ini kan ada jadwal lomba basket putra. Kita lihat yuk.”Bella angkat bicara
“Ya udah yuk.”
Dan benar saja, lomba basket kelihatannya sudah mulai dari tadi. Karena setelah keduanya sampai di tempat pertandingan, pengunjung sudah ramai menempati tempat duduk penonton. Dan perlombaan itu juga sudah mencapai 2 babak. Keduanyapun langsung mengambil tempat duduk di barisan depan. Kebetulan disana ada teman – teman satu tim basketnya yang sedang asyik mengawasi jalannya pertandingan. Hari ini adalah jadwal pertandingannya tim basket putra, tim basket putri yang dimana beranggotakan Nancy dan Bella kebagian jatah pertandingan minggu depan.
“Woyy, Muka kesett nomor tujuh !curaanggg loo !!!”teriakan Nancy membahana di lapangan basket , membuat anggota tim lawan bernomor punggung 7 menoleh kepadanya sewot dan mendelikkan matanya. Nancy yang melihat itu tak mau kalah, dia balik memelototi cowok itu. Tak lama tiba – tiba ada sebuah botol minuman melayang ke arah Nancy dan mendarat keras di kepalanya. Dengan sewot Nancy melirik ke arah darimana botol itu berasal. Di lihatnya orang – orang pada memelototinya sewot. Nancy yang tidak tahu apa – apa langsung di senggol Bella.
“Nan, lo jangan keras – keras dong. Lo nggak tahu apa kita ini duduk di barisan pendukung tim lawan ? Itu yang ngelempar lo pake botol, ketua pendukungnya.”bisik Bella
“Yang bener lo ?kenapa lo nggak bilang dari tadi ?”
“Yee, lo ngapain bilang cowok muka keset nomor tujuh ? kan mereka jadi sewot ama lo. Parah lo, pasti nanti kita di keroyok rame – rame nih.”
“Ya udah, mendingan kita kabur aja dari sini.”ujar Nancy
Keduanyapun ngibrit meninggalkan tempat pertandingan karena takut di keroyok massa pendukung tim lawan. Keduanya lalu menghampiri loker mereka di balik dinding lapangan basket, kerena kebetulan pertandingan di laksanakan di tempat latihan mereka. Nancy menghampiri loker benomor 4, dan membuka kuncinya. Tapi, betapa terkejutnya Nancy melihat benda di dalam lokernya, ada setangkai mawar merah beserta surat berwana hijau.
“Bell, Bella…”
“Apaan sih, Nan ?”
“Sini bentar, lo harus lihat ini.”ujar Nancy menggeret Bella ke lokernya dan menunjukkan kepadanya mawar itu.
“Bunga dari siapa itu Nan ?”
“Nggak tahu ? masa iya sih, ada yang mbobol loker gue ?”
“Coba lo lihat isi surat itu.”ujar Bella
“Bunga mawar yang cantik untuk bidadariku yang cantik.”ujar Nancy kemudian membaca tulisan yang ada di surat itu
“Dari siapa, Nan ?”
“Nggak tahu, nggak ada nama pengirimnya. Cuma inisial…BB?”
“Inisial BB lagi ?”
“Iya, sumpah Bel. Gue penasaran banget ama ni orang.”
“Ya udah, mending sekarang kita tanya penjaga yuk. Siapa tahu dia tahu siapa yang udah masukin bunga ke loker lo.”
“Iya, ayo.”
………….
“Nggak tahu saya, mbak. Saya dari tadi nggak lihat ada yang buka – buka loker mbak. Kan itu loker cewek, jadi mana mungkin ada cowok yang masuk.”
“Iya sih, tapi gimana bisa ni bunga ada di dalem loker gue ?”
“Ya, mana saya tahu lah.”ujar si penjaga enteng sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.
“Ya udah, lo nggak usah mikirin itu dulu. Mending sekarang kita ke radio. Bentar lagi lo siaran.”
“Ah, males gue. Gue libur dulu ya.”
“Eh, nggak bisa dong. Lo nggak nyadar ya, melalui radio lo bisa ngumumin ke orang – orang, tanya siapa yang udah ngirimin lo surat dan bunga dengan inisial BB. Iya kan ?”
“Wah, bener juga lo. Tumben lo pinter ?”
“Emang gue pinter dari dulu kali ?”
Beberapa saat kemudian keduanyapun sampai di radio. Rupanya di sana sudah banyak fans – fans dari Nancy yang menunggu kedatangannya. Begitu melihat kedatangan Nancy, mereka langsung mengerubungi Nancy. Ada yang minta foto lah, minta tanda tangan lah, minta jotos lah, minta peluk lah, minta cium lah. Di kesempatan itu, Nancy tak lupa mengumumkan kepada para fans – fansnya tentang orang yang membuatnya penasaran dengan inisial BB.
“Nancy’s Lovers, ada yang tahu nggak siapa yang udah ngirimin aku surat sama bunga ?”
Semua Nancy’s lovers hanya menggeleng.
“Inisialnya BB.”lanjut Nancy. Nancy’s lovers kembali menggeleng pahit
“Hem, ya sudahlah. Nanti barang kali ada yang tahu, tolong kasih tahu aku ya.”ujar nancy menyerah
Selama siaran Bella setia menemani Nancy. Tak lupa di sela – sela acaranya, dia mengumumkan bahwa dia sedang mengadakan ‘pencarian cowok berinisial BB’ yang sudah mengiriminya surat dan bunga. Setelah selesai siaran, Nancy tidak langsung pulang. Melainkan bercengkrama dahulu dengan rekan – rekan penyiarnya dan krew radio beserta para Nancy’s Lovers.
“Di, lo tahu nggak, masa kemarin gue ngliat cewe lo di deket stadion ?”Ujar Nancy iseng
“Ngarang lu, gue kan lagi jomblo, weeww…”
“Ih, beneran. Cewe lo behh..mulus banget sumpah. Pake rok mini, bodinya menggairahkan. Rambutnya panjang…”
“Alaahh, paling lu mau bilang tuh cewe kuntilanak, iya kan?”tebak Adi
“Bukan, kali ini bukan kuntilanak. Lo dengerin gue dulu…”
“Ya udah lah gue dengerin.”
“Habis tuh gue samperin kan tuh cewe. Gue tepuk bahunya. Kan dia ngelirik kan tuh, eh..ternyata tuh cewe bener mantan lo, si Melisa honey lo itu…”
“Lo jangan lagi nyebut nama dia depan gue, Nan. Sedih gue..”
“Yee…bentar dulu. Gue ngajak ngomong dia tuh, dia cerita kalo dia itu lagi nunggu pacar barunya…”
“Huaaa…hikz..hikzz..”Adi tak kuasa menahan air matanya mengingat mantan pacarnya
“…Heh, jangan nangis dulu dong. Masa cowo nangis sih ?nih, dia cerita kalo sekarang dia punya pacar 2. Kalo siang – siang, dia pacaran ama yang namanya Ita. Tapi kalo malem, dia pacaran ama yang namanya Aldo.”
“Hati – hati lo kalo ngomong. Masa Melisa pacaran ama cewe ?”cerocos Adi
“Heh, kalo siang itu dia pake nama ‘Memet’. Tapi kalo malem dia pake nama ‘Melisa’, hebat banget ya…siang malem dia bisa berubah wujud.”
“Jadi maksud lo, cewe yang lo temuin itu banci ?”
“Hahaha…kena deh lo…”ujar Nancy sambil ngibrit menghindari jitakan dari teman – temannya
“Awas ya lo !”teriak Adi kesal karena sudah di kerjain
“Hahaha…#GUBRAKKK..aww!!!”Nancy yang lagi asyik- asyiknya berlari nggak lihat ada kardus di depannya sehingga dia terjatuh. Hahaha…
“Hahaha, rasain lo. Nih bonus buat lo.”ujar Adi puas sambil melempar sendalnya ke arah Nancy. Sandal itu melayang dan mendarat mulus di jidat Nancy
“Awww…!!hikz..hikzz…lo tega banget, Di. Gue kan udah jatuh, eh lo malah nambahin beban gue.”
“Hahaha..makanya lo jadi orang jangan rese.”
Gelak tawapun membahana di penjuru ruangan tersebut. Nancy’s loverspun sebagian ada yang membantunya berdiri, sebagian lagi masih sibuk memegangi perutnya yang kesakitan karena tertawa. Bella yang paling senang melihat pemandangan ini. Karena dia baru melihat Nancy sampai sebegitu apesnya.
“Nan, lo nginep di rumah gue aja ya. Gue males nganter lo balik.”ujar Bella ketika mereka sudah sampai di halaman depan rumah Bella. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Bella menggunakan alasan ‘malas mengantar Nancy pulang’ untuk menutupi kenyataan kalau sebenarnya dia takut mengantar Nancy pulang karena kalau mau menuju rumah Nancy, dia harus melewati pemakaman yang terkenal angker terlebih dahulu.
“Halah, bilang aja lo takut kan ?”
“Ih, nggak. siapa bilang gue takut ?”ujar bella membela diri
“Ya udah deh. Tapi entar gue kebagian selimutnya ya.”
“Ya iyalah, masa sih gue tega banget ngebiarin sahabat gue tidur nggak pake selimut.”
“Biasanya juga gitu kan.”
“Lo jangan buka kartu dong. Malu gue sama para pembaca. Hihihi…”
…………….
Malam yang dingin rupanya telah di gantikan fajar yang hangat. Embun pagi terasa sejuk membuat dua gadis itu enggan membuka matanya. Meskipun ayam jago di pekarangan rumah Bella sudah dari tadi menyanyikan lagu ‘Keong Racun’ dengan suaranya yang…beuhh, kagak nahan. Saking hebatnya, bisa membuat gendang telingan yang mendengarkan hancur berkeping – keeping. Hahaha…allay !!. Nancy rupanya sudah tidak tahan dengan sesuatu yang dari tadi malam mengganggu tidurnya. Seketika ia buka matnya dan mendapati kalau kaki Bella terparkir nyaman di atas kepalanya.
“Bell, gila lo ya. Cewe kok tidurnya seringkah gitu !”ujar Nancy sewot sambil berusaha menyingkirkan kaki Bella dari wajahnya
“Wah, pantesan dari tadi malem tidur gue nggak nyaman.”lanjut Nancy sambil bangkit dari kasur dan pergi menuju kamar mandi
“Lo mau kemana, Nan ?”ujar Bella yang masih setengah sadar
“Gue mau mandi ! percuma, kagak bakalan bisa tidur lagi gue. Lo sih, tidurnya cuma ganggu gue.”
Setelah mandi dan sarapan bersama Bella dan keluarganya, Nancypun pamit untuk pulang. Dia udah nggak enak hati sama Bella dan keluarganya. Barangkali kehadirannya di sana cuma merepotkan Bella dan keluarganya. Gimana nggak, sarapan aja Nancy sampai menghabiskan 2 piring nasi. Mana Nancy pake lauknya : telor 2 potong, oseng – oseng tempe 1 piring, ayam 2 potong. Sama susu 3 gelas. Hahaha….., allay mode on.
“Tante, Om, Roy, Bell, gue pamit pulang dulu ya. Takut merepotkan.”ujar Nancy
“Pinter lo ya, giliran makanan di rumah gue udah habis aja, lo langsung pamit pulang. Kagak mau ikut ngebantu nyuci piring.”ujar Bella kesal
“Husss, Bella. Jangan gitu dong sama tamu.”ujar mamanya Bella mengingatkan. Walaupun sebenarnya dirinya enek juga melihat Nancy di rumah ini. Kerjaannya ngabisin makanan di rumahnya mulu.
“Lo nggak suka ya, gue di sini ?”ujar Nancy dengan memasang tampang memelas
“Ah, nggak kok, Nan. Bella sama kita seneng banget kok lo ada disini. Jadi, jangan bosan – bosan ya main ke sini.”Roy angkat bicara karena kasihan melihat muka Nancy yang memelas
“Iya, Nan. Anggap aja rumah sendiri.”kali ini papanya Bella yang bicara
“Bener, om ? kalau gitu, Nancy boleh nggak bawa ayam goreng ini ke rumah ? dua potong aja om. Buat mama sama papa di rumah.”ujar Nancy kembali memasang muka memelasnya
“Hah, boleh kok boleh…”
“Makasih om !makasih semuanyaa…Nanc y pulang dulu ya, jangan kangen lho !”ujar Nancy ngibrit setelah memasukkan ayam goreng ke dalam kantong plastik yang ada di dalam tasnya
“NANCYYYY !!!!!!”teriak Bella yang bisa di dengar dengan jelas oleh Nancy dari halaman depan rumah Bella
Nancy masih mengayuh sepedanya sambil cekikan membayangkan ekspresi wajah Bella saat dia ngibrit membawa ayam goreng mamanya. Sebetulnya alasan Nancy membawa ayam goreng untuk kedua orangtuanya hanyalah bohong semata. Dia akan memakan ayam goreng itu sendirian di dalam kamarnya. Karena Nancy tahu, mamanya pasti tidak akan mengijinkannya makan di rumah karena kemarin Nancy kabur dari kamarnya menghindari hukuman mamanya. Ya, kemarin memang Nancy sedang di hukum mamanya untuk tidak keluar rumah. Karena Nancy memakan kue tart milik mamanya yang baru saja di buat mamanya dengan susah payah.
“Ngapain kamu pulang ? nggak bawa kue tart yang buat gantiin kue tart mama lagi !”ujar mamanya kesal saat melihat Nancy memarkirkan sepedanya di garasi
“Yee, mama. Nggak suka ya Nancy pulang ?”
“Siniin tas kamu.”
“Buat apa ma ?”ujar Nancy mempertahankan tasnya dari tangan mamanya
“Udah, siniin aja.”mama Nancy merebut tas Nancy
“Nggak ada apa – apa kok ma dalem situ.”
“Nggak ada apa – apa gimana ? ini apa ?”ujar mamanya memperlihatkan bungkusan plastic besar.”ada coklat, biscuit, susu, dan ini..ada ayam goreng lagi.”
“Hehehe…itu oleh – oleh dari Bella ma.”
“Semuanya buat mama. Sekarang kamu masuk kamar.”
“Hahh ? buat mama ?? enak aja, nggak mau ! ini kan Nancy dapet susah payah ma.”
“Biarin. Kamu juga kemarin makan kue tart yang mama buat dengan susah payah.”ujar mamanya sambil berlalu meninggalkan Nancy
“MAMAAA !!! kembaliin tas Nancy !”teriak Nancy
“Nih tas kamu.”jawab mamanya enteng melemparkan tas Nancy. Nancypun segera memungut tasnya, mengorek – orek isinya. Tetapi yang di cari tidak ada. Benar saja, mamanya mengambil semua makanannya. Hahaha…kualat sih kamu, Nan !
Ketika sedang asyik – asyiknya Nancy tidur siang, tiba – tiba suara mamanya dari balik pintu kamarnya membangunkannya. ‘Uhh, mama. Padahal lagi mimpi ketemu sama Adit. Eh, malah di bangunin !’ batin Nancy kesal. Sahabatnya yang sudah lama pergi meninggalkannya karena harus melanjutkan studinya di Amsterdam saat SMP datang di mimpinya saat dia sedang tidur siang. Dulu, Adit berjanji pada Nancy bahwa dia akan pulang 3 tahun lagi. Dan sekarang, sudah 3 tahun Adit pergi. Makanya Nancy sudah tidak sabar menantikan kedatangan Adit kembali ke Indonesia.
Nancy ingat betul pesan Adit sebelum dia berangkat. Adit berpesan bahwa Nancy harus membuka kotak yang dikubur di bawah pohon di bukit itu pada tanggal 25 Juni 2011 pukul 5 sore lewat 10 menit seperempat detik. Halaahh, ribet !. dan hari ini adalah hari sabtu, tanggal 25 Juni 2011. Segera saja Nancy melirik jam weker yang berdiri nyaman di atas meja belajarnya. Masih pukul 11 siang. Berarti masih 6 jam lagi dia harus ke bukit itu lagi. Sebenarnya Nancy kurang yakin, tapi Nancy berusaha untuk mempercayai sahabatnya itu. Karena bagaimanapun, Adit tidak pernah sekalipun berbohong kepadanya.
“Nancy, bangun !”teriak mamanya untuk yang ke 32 kalinya. Untung saja pintu kamarnya di kunci. Kalau tidak, pasti mamanya sudah menyiramnya dengan air seember.
“Iya ma. Nancy udah bangun kok.”balas Nancy
“Cepat makan ! mama tunggu di bawah sekarang.”ujar mamanya diiringi dengan langkah kakinya menuruni anak tangga.
“Hahh ? aku nggak salah denger nih ? tumben mama nyuruh aku makan ?”ujar Nancy bingung. Dengan masih terheran – heran dengan sikap mamanya, Nancypun menuruni anak tangga menuju ke dapur yang menyatu dengan ruang makan. Di sana sudah duduk dengan tenang mama dan papanya.
“Hai ma, hai pa.”ujar Nancy manis menyapa kedua orangtuanya
“Udah nggak usah sok manis. Cepetan makan.”titah mamanya
“Manis salah, pahit salah, asem salah. Yang bener gimana sih ma ?”ujar Nancy cemberut
“Nanti habis makan, kamu ke minimarket ya.”
“Hahh ?ngapain ?”ujar Nancy menghentikan tangannya yang sedang menyendok nasi ke piringnya
“Udah, nurut aja. Beliin mama barang – barang yang ada di daftar belanja ini.”ujar mamanya sambil menyodorkn kertas panjang beserta uang seratus ribuan ke arah Nancy
“Busett dah, banyak banget ma ? Nancy nggak mau ah.”tolak Nancy
“Ya udah, kalo nggak mau. Biar nanti mama nggak ngasih kamu uang jajan.”ancam mamanya membuat Nancy memelototkan matanya
“Kenapa melotot gitu ? kalo nggak mau ya udah, nggak papa…”
“Eh…jangan ma. Siapa bilang Nancy nggak mau ? Nancy mau kok ma.”ujar Nancy mengambil daftar belanjaan mamanya
“Nah, gitu dong.”ujar mamanya menang
Setelah selesai makan siang, Nancy yang sedang mencuci piring di dapur tersentak kaget mendapat tepukan tangan mamanya di bahunya.
“Nan !”ujar mamanya
“Ayaammm…tikuss..eh, tikuss…ihh, mama kenapa sih ngagetin Nancy ?! Nancy kan jadi latah !”geram Nancy melirik sebal ke arah mamanya. Mamanya hanya tertawa renyah mendengar anaknya latah.
“Hihihi..udah lama mama nggak pernah denger kamu latah. Ini ada surat buat kamu.”
“Surat lagi ?”
“Iya, dari siapa sih ? dari pacar kamu ya ? heran deh, jaman udah modern gini, masih aja pake surat.”cerocos mamanya
“Nancy juga nggak tahu ma. Nggak ada namanya. Cuma ada inisial BB. Mama tahu nggak siapa yang punya inisial BB ?”
“Emh, mungkin bolo – bolo kali ?”ujar mamanya asal
“Ihh, mama. Serius dong.”
“Mama nggak tahu ah. Udah cepetan kamu selesain nyuci pirignya. Habis itu ke minimarket.”
“Iya mamaku bawel..”
“Eh, tadi kamu bilang apa ?”
“Hehehe..nggak kok. Nancy cuma bilang, mamaku cantik.”
“Baguss…”
Setelah selesai mencuci piring, Nancypun duduk di kursi meja makan untuk membaca suratnya. Surat itu beramplop sama seperti kemarin. Warna hijau bermotif bunga – bunga. Di bukanya perekat amplop itu dan di bukanya sebuah kertas. Lalu di bacanya hati – hati.
Dear Nancy,
Aku tahu kau merindukan seseorang
Aku tahu rasamu pada orang itu tidak akan pernah hilang
Aku tahu tiap hari kau berharap bisa bertemu dengannya di bukit itu
Tapi jika kau mengijinkan,
Aku ingin tahu apakah kau tulus menyimpan rasa itu untuknya ?
Hanya itu yang ingin ku ketahui
Apapun jawabanmu, aku selalu berharap kau bahagia
Salam rindu dariku,
BB
“Ihh, siapa sih kamu ?”ujar Nancy kesal
“NANCY !!! katanya kamu mau ke minimarket ?!”teriak mamanya dari depan
“I..iya ma..”jawab Nancy sambil buru – buru memasukan kertas itu ke dalam amplopnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya lalu bergegas menuju garasi
“Ma, kenapa motornya masih di borgol sih ?terus, Nancy ke minimarketnya naik apa ?”
“Ya, pake sepeda lah. Daripada nanti kamu pake motor, kan susah, belanjaan kamu mau d taroh di mana ? mendingan naik sepeda, irit dah gitu ekonomis lagi. Belanjaan kamu bisa di taroh di keranjang.”
“Ahh, mama jahat !!hari ini kan panas banget ! masa Nancy di suruh naik sepeda ?”
“Ya udah, kalo kamu nggak mau mending kamu jalan kaki aja sana. Biar nanti sepeda kamu mama borgol juga.”
“Huaa…mama jahat !!!”ujar Nancy sambil berlalu pergi menaiki sepedanya. Dengan sangat amat terpaksa dia mengayuh sepedanya. Di jalan saat dia akan pulang kerumahnya, ia bertemu dengan segerombolan anak – anak geng motor. Melihat Nancy yang membawa banyak barang yang di gantungkan di sepedanya, mereka jadi tergelitik untuk mengganggu Nancy. Mereka menjalankan motornya hingga berada di depan sepeda Nancy. Dengan baik hati, mereka menancap gas motornya hingga asap dari knalpot menghujani wajah Nancy. Nancy yang mendapat perlakuan seperti itu, tidak terima dan segera mengayuh sepedanya secepat dia bisa mengejar anak – anak itu.
“Wooyy !!!sini lo ! kal berani ayo lawan gue !!!”teriak Nancy membuat seisi kompleks menengokkan kepalanya memalui jendela. Sudah lama Nancy berusaha mengejar mereka, namun tetap saja tidak bisa terkejar olehnya. Akhirnya, dengan kelelahan dia menghentikan laju roda sepedanya.
“Nancy !lo habis dari mana ?”suara Bella tiba – tiba terdengar. Nancypun langsung menengokkan kepalanya ke arah datangnya suara. Dan ternyata, dia berhenti tepat di depan halaman rumah Bella. ‘Wah, rejeki nomplok nih. Aku bisa minta minum di rumah Bella,hihihi…’batin Nancy
“Eh, Bella. Ini nih. Habis dari minimarket. Si mama minta di beliin barang – barang.”
“Ohh..rajin bener lo ? tumben nurut ?”ledek Bella sambil menghampiri Nancy
“Yee..mana bisa gue nolak permintaan mamaku ? yang ada ntar gue nggak di kasih uang jajan dong.”
“Hehehe..terus ngapain lo lewat sini ? rumah lo kan sebelah sana.”ujar Bella mengarahkan jari telunjuknya ke kiri
“Tadi gue di kerjain sama anak geng motor. Makanya gue kejar – kejar mereka. Tapi nggak bisa..”cerita Nancy sambil nyengir kuda
“Oh, ya udah. Masuk dulu yuk.”
“Hahh ? nggak papa nih ?”
“Emang kenapa ?”ujar Bella menghentikan langkahnya memasuki halaman rumahnya
“Gue kira lo masih kesel ma gue ? gara – gara gue ngabisin ayam goreng lo ?”
“Oh, nggak kok. Sebenarnya itu ayam goreng kemarin kali. Tapi gue simpen di lemari pendingin biar di angetin lagi besoknya.”
“WHATT ?? Jadi ayam goreng yang gue makan itu ayam goreng kemarin ?”
“Iya, kenapa ? tapi masih enak kan ?”
“Hoeekkk !!untung gue cuma makan dua potong.”
“Lho, yang duanya lagi ?”
“Di ambil sama mama gue. Huahh,, syukur..syukurr…kalo nggak, gue bisa keracunan nih.”
“Yee, nggak segitunya kali ?”
“Ya udah yuk, katanya lo mau ngajak gue masuk.”ujar Nancy sambil menuntun sepedanya memasuki halaman depan rumah Bella.
…………
“Eh, Bell. Gue dapet surat lagi nih.”ujar Nancy membuka pembicaraan pada saat dia ada di kamar Bella
“Bentar ya, Nan. Gue mau ke kamar mandi dulu. Kebelet pipis nih.”ujar Bella ngibrit ke kamar mandi
“Yee, tuh anak. Biasanya juga pipis di celana ?”
“NANCYY !! jangan di omongin ! gue malu tahu sama pembaca !”teriak Bella dari kamar mandi
“Hihihi..tahu aja dia ya ?”
Sambil menunggu Bella keluar dari kamar mandi, Nancy menyempatkan diri untuk melihat – lihat isi kamar Bella. Tapi, perhatiannya tertuju pada setangkai mawar merah dan sebuah kertas. Karena penasaran, diapun membuka kertas itu dan kaget mendapati tulisan di kertas itu. Di sana tertulis ‘Aku selalu mencintaimu, Nancy !’ beserta tanda tangan berbentuk huruf ‘BB’. Dan yang lebih mengejutkan lagi, di tulisan itu sangat jelas terlihat kalau tulisan itu adalah tulisan tangan Bella.
“Nan, lo lagi ngapain ?”suara Bella dari belakang punggung Nancy menyadarkannya
“Bell ! lo bisa jelasin maksud ini ??”ujar Nancy sambil memperlihatkan bunga mawar dan kertas itu
“Emh, bu..bukan ! itu bukan apa – apa kok. Itu kiriman dari fans gue.”ujar Bella gugup
“Fans lo ? sejak kapan lo punya fans ?”pertanyaan Nancy kali ini membuat Bella melotot ke arahnya
“Ya, udah lama lah. Emangnya lo doang yang punya fans ? gue juga punya kali ?”
“Terus, kenapa nama fans lo ‘BB’?”
“Kan nama fans gue, gue kasih nama Bella… Bong !iya Bella Bong, hehe..lucu kan ?”jawab Bella masih gugup
“Lo nggak usah bohong. Mending lo ngaku aja deh ! lo yang ngerjain gue kan ? lo yang ngirim surat sama bunga itu ke gue, iya kan ?!”ujar Nancy sewot
“Emh….”
“Gue kecewa sama lo, Bell !!”ujar Nancy sambil melempar bunga dan kertas itu di depan wajah Bella lalu beranjak pergi dari kamar Bella
“Nan..!!”bella mengejar Nancy dan menahan tangan Nancy
“Apa lagi ? kenapa sih lo tega banget sama gue ?gue tuh bener – bener mengharapkan kalo yang ngirimin gue bunga sama surat itu bener – bener penggemar gue, bukan lo !”
“Gue minta maaf, Nan. Gue mau jelasin sesuatu dulu sama lo.”ujar Bella sambil berusaha menarik tangan Nancy
“Jelasin apa lagi ? gue udah kecewa banget ama lo, Bell. Gue nggak nyangka lo bisa giniin gue !”ujar Nancy berusaha melepaskan cengkeraman tangan Bella
“Gue mohon, lo dengerin dulu penjelasan gue. Habis itu terserah lo mau gimana ke gue. Terserah lo mau musuhin gue, mau mukul gue. Gue gak peduli. Yang penting lo dengerin dulu penjelasan gue. Please..”ujar Bella dengan wajah bersungguh – sungguh. Nancy yang melihat kesungguhan di mata Bella akhirnya menuruti kemauan Bella
“Gini, Nan. Sebelumnya gue minta maaf banget udah ngerjain lo. Tapi sumpah, gue cuma ngerjain lo pake bunga ini. Kalau yang surat itu bukan gue. Gue nggak tahu siapa yang udah ngirimin lo surat itu. Gue punya ide buat ngerjain lo waktu lo bilang ada yang ngirimin lo surat pake inisial Bb itu. Lalu gue masukin bunga ke loker lo itu setelah gue nyadar lo penasaran banget sama orang yang punya inisial BB itu…”
“Tapi, kapan lo masukin bunga itu ke loker gue ?”
“Waktu lo lagi asyik nonton basket, gue nylonong pergi. Sebelumnya gue udah pesen ke toko bunga buat ngirimin gue bunga mawar. Terus, gue nulis surat buat gue sertain sama mawar itu. Terus gue yang naruh mawar itu di loker lo. Kan kunci loker lo sama loker gue sama. Tapi bener sumpah, gue nggak ngerjain lo pake ngirim surat ke lo.”ujar Bella panjang kali lebar sambil mengangkat dua jarinya dan membentuk huruf ‘V’.
“Bener ?”
“Bener, percaya deh ama ague.”
“Terus ngapain lo ngerjain gue ?”sekarang Nancy kembali merengut kepada Bella
“Habisnya, gue dendam ama lo, Nan. Lo selalu berhasil ngerjain gue. Tapi gue ? gue nggak pernah berhasil ngerjain lo. Dan gue pikir, rasa penasaran lo ama inisial BB itu kesempatan emas buat gue. Gue minta maaf ya..”ujar Bella dengan tampang yang di buat se unyu mungkin
“Ya udah deh. Gue juga minta maaf ya, selalu ngerjain lo.”ujar Nancy akhirnya. Dan mereka berduapun akhirnya akur kembali.
…………..
“Ma, Nancy mau pergi dulu ya.”ujar Nancy sambil berlari menuju garasi untuk mengambil sepedanya
“Nancy ! kamu mau kemana ?kamu nggak boleh pergi ! ini udah sore !”teriak mamanya sambil berlari mengejar Nancy. Tapi terlambat, Nancy sudah mengayuh sepedanya pergi meninggalkan rumah.
“NANCYYYY !!!!”teriak mamanya sambil melemparkan sandal ke arah Nancy, tapi hanya mengenai roda belakang sepedanya
Nancy memang sudah bertekad utnuk kabur dari rumahnya sore ini. Dia mau ke bukit itu lagi dan melihat apakah Adit menepati janjinya. Dia mengayuh sepedanya dengan santai sambil menikmati sejuknya udara sore hari. Sambil bersiul – siul ria dan menyapa tiap orang yang dia temui di jalan tanpa menghiraukan tatapan heran dari orang – orang yang di sapanya.
“Gue datang, Dit. Gue mau lihat apakah lo nepatin janji lo ke gue tiga tahun lalu.”ujar Nancy senang ketika sudah sampai di bukit itu.
Ia kemudian memarkirkan sepedanya di dekat pohon yang biasa di gunakannya sebagai tempat berteduhnya bersama Adit dulu. Nancy kemudian mendekati pohon itu dan berjongkok di atas tanah di bawah pohon itu. Lalu dengan menggunakan ranting yang tersebar di sekitar pohon itu, dia menggali tanah itu. Wajahnya sumringah ketika melihat kotak yang terakhir kali dilihatnya di kubur Adit di sana tiga tahun yang lalu. Dibukanya kotak itu dengan menggunakan kunci yang di berikan Adit kepadanya dengan hati – hati. Lalu dia melihat ada secarik kertas. Di bacanya tulisan di kertas itu.
Aku tahu kamu akan datang kesini
Melihat apakah aku menepati janjiku padamu
Tapi sebelumnya, aku ingin kau menjawab pertanyaanku
Apakah kau benar – benar rindu padaku ?dan menginginkan aku berada di depan matamu?
Teriakkan jawabanmu di bukit ini…
Sejenak Nancy ragu, tapi akhirnya dia meneriakkan jawabannya
“Iya Adit ! aku rindu banget sama kamu dan ingin kamu ada di depan mataku !!”suara teriakan Nancy bergema di bukit ini. Lalu Nancy melanjutkan membaca isi surat itu
Terimakasih kau sudah memberikan jawabannya kepadaku
Sekarang, kau balikkan badanmu
Karena aku sudah menantimu
Deggg !! hati Nancy benar – benar kacau saat itu. Ia bertanya – tanya sendiri apakah dia sudah siap bertemu dengan Adit ? orang yang selama ini sangat di rindukannya ? selalu diimpikannya ?
Dengan kemantapan hati, Nancy membalikkan badannya dan melihat sosok cowo cool berdiri di belakangnya. Sejenak Nancy bingung, sedang berhadapan dengan siapakah dirinya saat ini ? karena Adit yang di harapkannya bukanlah seperti ini.
“Hallo, Nancy ? masih ingat aku ?”ujar cowo itu dengan gayanya yang super cool
“Emh, hai. L..lo siapa ya ?”jawab Nancy bingung
“Masa kamu nggak ingat aku sih ?”
“Beneran, aku nggak tahu siapa kamu ?”
“Kamu sudah menerima surat dariku ?”
“Surat ? surat ap…oh, surat yang berinisial BB itu ? itu kamu yang ngirim ?”ujar Nancy serius. Tapi cowo itu cuma menampakkan senyumnya yang…giilaa…manis banget !
“Siapa yang kamu harapkan ada di bukit ini ?”
“Emh, sahabatku…Adit.”
“Terus sekarang apakah kamu mau bilang bahwa aku pembohong kalau aku bilang akulah Adit yang kamu tunggu ?”ujar cowo itu menmakkan keseriusan
“Hah ?kamu Adit ? ng..ngak mungkin..nggak, nggak mungkin !”ujar Nancy tidak percaya karena Adit yang dulu dia kenal adalah cowo gendut berpipi tembem yang jelas sekali berbeda dengan cowo yang sekarang mengaku – ngaku bahwa dirinya adalah Adit.
“Akulah Adit. Kamu tahu apa arti inisial BB itu ?”Tanya cowo itu, Nancy menggeleng mantap
“BB itu adalah, Bom - Bom !kamu ingat nggak dulu kamu sering manggil aku dengan nama itu ?”Nancy terbengong – bengong sendiri menatap keseriusan cowo itu. Dia berusaha keras untuk mengingat – ingat masa lalunya 3 tahun yang lalu. Dan benar saja, dia ingat kalu dulu dia suka manggil Adit dengan panggilan ‘Bom – Bom’.
“Tapi Adit itu..”
“Kenapa? Kamu heran dengan penampilan aku sekarang ini ? hahaha, sekarang aku bukan lagi cowo gendut berpipi tembem kayak dulu. Sekarang aku sudah berubah. Kamu ingat kalung ini ?”kata cowo itu sambil mengeluarkan kalung dari dalam saku celana jeansnya dan memperlihatkannya kepada Nancy. Nancy tambah kaget lagi melihat kalung itu. Sekarang dia percaya bahwa cowo yang ada di hadapannya sekarang adalah Adit, orang yang selama ini dia rindukan.
“Ini kan kalung…”
“Ya, ini kalung persahabatan kita. Yang dulu aku berikan ke kamu sebelum aku berangkat ke Amsterdam. Sekarang, apakah kamu masih akan bilang padakau kalau aku berbohong ?”tanya cowo yang sekarang sangat di percayai Nancy adalah Adit. Tanpa pikir panjang lagi, Nancy langsung memeluk cowo di depannya erat dan penuh kehangatan. Kini ia percaya bahwa Adit memang tidak pernah berbohong kepadanya dan dia tidak sia – sia dia menunggu kedatangan sahabatnya kembali di bukit ini….
THE END